"Ma, tadi yang juara 1 Dika, tetangga kita yang di ujung itu." lapor putra sulungnya. "Bagus dong, les dimana dia?" "Gak les kok, Ma. Orang dia miskin kok." "Hey, gak boleh menghina orang lain." Bu Tia melotot pada putranya. "Gak menghina kok. Kenyataan emang dia miskin. Kasihan deh Ma, masa kan ibunya janji mau beliin dia es krim kalau ranking satu eh pas dia ranking malah ibunya bilang tunggu ada uang. Kasihan banget Dika ya , Ma. Mana kalau di sekolah dia suka mandang jajanan temannya kayak ngeiler gitu tapi pas dikasih dia nolak. Malu mungkin ya, Ma." Fahri bercerita panjang lebar. Bu Tia terdiam. Ya Allah mengapa ia tak tahu? Selama ini, ia aktif ikut kegiatan sosial, mengunjungi panti asuhan ini dan itu. Namun ia abai akan keadaan di sekitar. "Ma, bolunya gak ada rasa, kurang enak," ucap Fachri membuyarkan lamunannya. "Sengaja, makannya bukan gitu. Tapi kamu oles mentega dan taburi meses atau kamu oles sela...