Langsung ke konten utama

hakikat cinta (1)


Cinta (mahabbah) : perasaan yang hadir dan kita tidak dapat menolaknya
Cinta  adalah perasaan hati, sesuatu yang abstrak, karena abstrak maka tdk bs dikaitkan dg sesuatu yg dzahir/konkrit, maka kita mencinta sesuatu itu karena memang kita mencintainya
Jd kalau ditanya knp anda mencintainya? Maka abstrak, ini sulit untuk dikonkritkan,
Adapaun jika ada yg mau mengkonkritkan maka sesungguhnya ia tdk mencintainya sebagaimana semestinya,
Logikanya ..kalau sesuatu yg konkrit yg menjadikan cinta itu ada hilang maka cinta itu akan hilang juga, ia tidak akan lagi mencintainya, maka ini bukan cinta sesungguhnya, palsu
Ex :  Ketika mencintai karena cantik, ketika tidak cantik maka cinta itu hilang juga
        ketika mencintai karena harta, ketika harta habis, maka habis juga cintanya
Jadi ketika kita mencintai, cinta kita itu tidak akan bisa dijelaskan, adapun ketika kita berusaha menjelaskan dan menggambarkannya belum tentu orang akan paham dengan perasaan cinta kita ini

Adakah konsep cinta dalam islam?
Islam dinnun syamilun..maka cinta itu juga diatur dalam islam
Cinta : anugerah dari Allah SWT  (ini dalam konteks muslim yang baik, muslim yang taat)..seorang muslim taat akan berfikir cinta adalah anugrah Allah SWT untuknya
Sehingga seorang muslim taat akan berfikir cinta itu tidak perlu diusahakan dan diupayakan, karena perasaan cinta itu akan hadir begitu saja tanpa ia kuasa menolaknya menampiknya..perasaan itu akan datang, tdk perlu dia usahakan dan juga tdk perlu menampiknya
Cinta itu anugerah dari Allah SWT, kalau Allah sudah menganugerahkan sesuatu pada seseorang siapapun tidak dapat menolaknya, sebagaimana kalau Allah sudah tidak memberikan sesuatu pada seseorang, siapapun tidak akan bisa mengusahakannya
Persoalannya : kapan rasa cinta itu tumbuh kpd sesuatu/seseorang
Hal ini akan berbanding lurus dengan kadar kekentalan kadar cinta dia pd Allah SWT
Cinta dia kepada selain Allah SWT itu menjadi  semacam  refleksi dari cinta dia terhadap Allah SWT
Dalam arti kata ketika seorg muslim betul2 mencintai Allah swt, maka Allah akan mengaruniakan rasa cinta kepada dia, kpd siapa saja yg dicintai Allah swt
Begitulah ia bersifat abstrak,,, jadi perasaan yang ada..... "tiba2 saja saya kok mencintai dia"
"Tiba2 saja saya kok tumbuh perasaan senang padanya",
yang notabene "ia" adalah orang-orang yang dicintai Allah SWT...begitulah


 sufyan ibnu 'iyainah seorang guru imam syafi'i berujar " man ahabballah ahabba man ahabbahullah" barangsiapa yang mencintai Allah ia akan mencintai siapa saja yang dicintai Allah, meskipun belum lama ia kenal, mungkin ia belum pernah bertemu, tapi dari pandangan pertama ia akan berujar bahwa ia adalah orang yang dicintai oleh Allah, dan Allah akan menganugerahkan rasa cinta diantara keduanya, dan menjadilah mereka  orang yang saling mencintai..jadi cinta itu tumbuh begitu saja
Dalam pandangan islam yang ada bukan tak kenal maka tak sayang, kalau keduanya memang org yg sama2 mencintai Allah SWT maka diantara keduanya akan tumbuh perasaan cinta dengan sendirinya, siapa yang menumbuhkan...Allahlah yang menumbuhkan
Oleh karena itu untuk membangun cinta dalam islam tidak perlu mengenali orang yang kita cintai luar dalam, selama kita dan dia sama2 mencintai Allah maka perasaan cinta akan tumbuh, meski kadang2 suara nafsu berbicara
Misal kamu kok mencintai org yg ga cantik/ga ganteng/ga punya apa2, tapi suara nafsu sprti itu akan mudah dilibas oleh kekuatan cinta kita pada Allah SWT, jadi dalam hal ini akan bersaing antara sejauh mana cinta kita pada Allah dan sejauh mana kedekatan kita pada nafsu kita
Itulah yang akan menentukan siapa yang kita cintai dan kita akan dicintai oleh siapa
Itulah yang akan mebuat kita akan sukses membangun cinta, karena menempatkan cinta kpd Allah sebagai awal sebelum kita mencintai yang lain, dalam arti kata biarlah cinta saya pada orang lain itu diatur oleh Allah SWT  ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 PRINSIP MEMBANGUN KELUARGA QUR'AN DARI SOSOK YANG ISTIMEWA Tak bisa tertahan lagi air mata di sudut mata ini, membaca status ustadz kami. Tentang wafatnya ayahanda beliau, ustadz kami, Ustadz Mutammimul Ula. Beliau telah menuntaskan tugasnya untuk untuk mengepalai salah satu keluarga Qur'an, keluarga dakwah, terbaik yg pernah saya temui. "Sayangi beliau yaa Rabb.. Berikanlah tempat tertinggi untuk beliau di sisi-Mu.." Saya jadi ingat video istri beliau Ustadzah Wirianingsih disini https://youtu.be/qbNBQNpRar4 , yg menceritakan apa-apa saja prinsip dasar keluarga dahsyat tersebut dapat dibangun, antara lain: Menyandarkan Diri kepada Allah Kerjasama dgn Pasangan Buat Peta Kurikulum dan Target Pendidikan Anak, lalu Evaluasi Berdoa agar Istiqomah Izin saya tuliskan disini dgn beberapa elaborasi yg saya maknai dari penjelasan beliau. Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi tambahan amal jariyah bagi almarhum Ustadz Tammim dan keluarga. --- PRINSIP 1 ...

Sosial media ya untuk bersosialisasi .....dong

Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Lama sekali nggak ngisi blog nih, mau nulis unek2 aja nih.  Hari Sabtu lalu saya pergi ke dokter gigi, klinik milik teman SMA saya namanya F, tapi saya minta ke teman saya yang lain D untuk menangani gigi saya di kliniknya F, D memang praktek di sana juga  Setelah selesai, mengobrolah saya dengan F, rumah tinggal F di lantai 2 lantai 1 digunakan sebagai klinik dental dan skin care  F ,, yang sebelumnya pernah mengajak saya untuk mengaji salafi, by phone kita ngobrol, ternyata memang sudah sering mengikuti kajian salafi dan makanya dia mengajak saya  Beberapa hal memang tidak pas dengan 'hati' saya,. , , gmn ya... Kalau kita merasa nyaman dan klik kita pasti akan mengikuti begitu saja ....hati ini berkata "Iya ini... gitu" Tapi untuk salafi contohnya, kata F .. sebenarnya Kalau kajian juga tidak boleh itu video video gambar orang, Kalau kajian juga harus hanya suara..gt katanya...yang sesuai syariat... Karena gambar ya...
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ  Doa yang biasa saya baca ketika akan Qiyamul lail Allahumma Rabba Jibriila wa Mikaaiila wa Israafiila Faathiros-samawaati wal ardhi ‘aalimal-ghaibi wasy-syahaadati anta tahkumu baina ‘ibaadika fiima kaanuu fiihi yakhtalifuuna ihdinii limakhtulifa fiihi minal-haqqi bi-idznika innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shiraatim-mustaqiim   “Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi.   Wahai Rabb yang mengetahui hal-hal yang ghaib dan nyata. Engkau yang menghukumi (memutuskan) di antara hamba-hambaMu dalam perkara yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah aku, dengan seizinMu, pada kebenaran dalam perkara yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Engkau menunjukkan jalan yang lurus bagi orang-orang yang Engkau kehendaki.”)     (HR Muslim  1289) karena sebagai manusia saya merasa bodoh bodoh di hadapan ilmunya yang sangat kaya, yang tak habis jika 7 lautan sesudah ke...