Meraih
kekhusukan shalat, tidak dipungkiri sangat sulit, hehe saya sendiri, ketika shalat belum sepenuhnya merasa bahwa sebenarnya jiwa kita ini sedang menghadap Rabb nya. Masih sering datang lintasan-lintasan pikiran yang tidak seharusnya ada waktu shalat. Berikut adalah kajian dari
beliau ustad syatori yang membimbing kita saat beliau mengisi kajian tentang MERAIH kekhusukan Shalat. Semoga kita bisa mendapatkan anugerah dari Allah SWT yaitu selalu dapat merasakan khusuknya shalat. Aamiin. Karena kebaikan amal-amal ibadah adalah sumber kebahagiaan jiwa yang hakiki :)
SHALAT : cermin dalam kehidupan sehari-hari,
siapa kita maka untuk cerminnya ada ketika di dalam shalat kita
Jd
persoalan khusuk bukan persoalan saat shalat saja, tapi juga persoalan sebelum
shalat
maka urusan
shalat yang sesungguhnya mencakup sebelum-ketika-sesudah shalat
dan ketiganya
penting
*)Sebelum
: wudhunya hrs benar, juga bagaimana nanti cara mengerjakan shalatnya
*)Ketika
: bagaimana khusuknya kita saat shalat?
ada
yang ikut pelatihan shalat untuk khusuk eh tp setelah selesai akhir2nya juga ga
khusuk, ada yang menyarankan utk tahu arti bacaan eh malah ketika shalat malah mikir
ke mana2, karena terbanyang arti bacaannya. Ar rahman misal : maka yang
terbayang hp, laptop, pekerjaan kita, rumah kita dan semua bentuk kasih sayang
Allah pd kita. Apakah saat itu bisa dikatakan shalatnya khusuk?
*)Sesudah
: apa yang terjadi sesusah shalat faktanya adalah efek dari shalat itu sendiri,
misal habis shalat khusuk eh seteah shalat tahu sandal hilang dan marah2, apa
benar shalatnya tadi khusuk?
Shalat
itu seperti anak tangga, setelah shalat kebaikan kita seharusnya selalu
bertambah
Shalat
itu mi’rajnya orang beriman (mi’raj : naik), jiwanya naik untuk bertemu dg ar
rahman
maka niscaya kebaikan
pd diri org mukmin akan terus bertambah setelah ia shalat
Shalat
yang khusuk : memberikan pengaruh pada orang mukmin, bukan hanya dilihat ketika
shalat tp justru setelah shalatnya
Khusuk itu bukan
perbuatan badan, tapi perbuatan hati
HADITS
2 ARBA’IN
Malaikat jibril
bertanya pada Rasulullah “beritahu aku tentang ihsan?”Beliau menjawab “Engkau
menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya. Jika Engkau tidak melihatnya,
maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu”
Kita merasakan kehadiran Allah, merasa bertemu dg Allah, merasa sedang berhadapan dg
Allah
Inni
wajjahtu wajhiya : bukan badan kita tp jiwa kita yg bertemu Allah
Org
yg shalat bisa nangis, tidak selalu menjadi cermin khusuk, org yg shalat dg
bacaan terbatas (ex : hy subhanallah dalam rukuk dan sujudnya) blm tentu juga ia
tidak khusuk
Ketika
kita bertemu dg org yang sangaat kita cintai : apakah kita masih memperhatikan apa yg di sekitar kita?
Tidak
kan, karena pertemuan itu bukan pertemuan badan, tapi pertemuan dua orang yang
sangat mencintai adalah pertemuan jiwa, hingga
bisa saja tidak memperdulikan apa yang ada di sekitarnya
Shalat
itu sejatinya bertemu ALLAH, maka hendaknya kita tidak terpengaruh ketika misal jamaah laiinnya berbau (misal menyesal
: harusnya aku ga di shaff ini) dll, tidak mengeluhkan keadaan makmum di
kanan-kiri, mengeluh dg bacaan imam yang panjang..
shalat : bukan
alam badan, tapi alam jiwa
Kenapa
tidak khusuk saat shalat? Ini terjadi karena mereka terperangkap dalam 4
selimut kehinaan
Istilahnya
dari t4 panas masuk ruang AC seharusnya kita merasa nyaman, jadi kalau
bacaannya panjang, shaff kita ada yang mengenekan parfum terlalu wangi, shalat
kita tetap nyaman, karena kita kan lebih lama tinggal di ruang ber AC ini
setelah tadi merasa sangat kepanasan
Nah
apa saja, 4 selimut kehinaannya
1. Jiwa yang masih kotor oleh
dosa, maksiat, serta ke sia-sia an
Dosa : menutup
jiwa, melumuri jiwa kita dg kotoran
2. Jiwa yang belum sepandangan
dengan Allah SWT
Contoh sederhana
: kalau kita disakiti org lain, maunya Allah atas diri kita memaafkan orang
tersebut, tp ternyata kita sulit memaafkan, nah ini dia yg menyebabkan blm khusuk,
seperti jika kita bertemu dg org yang tdk sepandangan dg kita, maka pengennya
cepet2, tidak ingin lama. Bagaimana dg kita?
3. Jiwa yang masih menghadap dunia
Jiwa seharusnya
tdk menghadap dunia,krn saat kita shalat adakah t4 yg cocok bagi jiwa di alam
dunia ini?
Ga da, tapi
faktanya itulah yang sering terjadi
4. Jiwa yang belum mau eling
Kita kalau
bertemu dg orang yang ga eling kan malas, misal bertemu dg org yg punya hutang
dg kita dan dia ga eling dg hutangnya , tp kita akan terus bertemu dg dia
sampai dia akhirnya eling
Orang2 yang ga
eling contohnya:
*)Ngrasani,
melihat org yg ga menutup aurat de el el..dosa tp tetep dilakukann,nah ini
berpengaruh untuk khusuknya ketika shalat
*)Ada yang lebih
baik tapi tidak memilih yang lebih baik itu (ada lauk sate tapi meilih
tempe...hehe berarti tidak eling), (memilih sedekah
1000 dibanding 5000)...kita masuk yg eling atau ga eling nih?
*)Lebih memilih
kesenangan dunia dibanding kesenangan akhirat, ..ini jug ga eling
Nah, tugas kita
melepas 4 selimut tebal tadi sebelum salat, agar shalat kita syah
Yaitu dg
menunaikan syarat daa rukun shalat
Syarat syah
shalat ada 4:
1.
Suci dari hadas dan najis (ini hrs
sdh tertunaikan sebelum shalat)
Pesan spiritual: menuntun kita
untuk juga membersikhan jiwa kita dari dosa, salah/maksiat, dan kesia-siaan.
Kalau jiwa kita belum bersih,
maka kita tdk akan tenang bertemu dg Allah SWT (tingkatannya : dosa besar, dosa
kecil yang berketerusan, dosa kecil yang berkadangan, terakhir salah yang tidak dosa...ini
akan mengotori jiwa kita) salah yang tidak dosa contohnya datang ke masjid, sambil nunggu ikomat krn masjid deket, duduk dulu nonton bola...ini ga dosa kan, tapi itu
salah de el el. Sebenernya, kita banyak sekali ngelakuin salah yang seperti ini : sehingga mengotori jiwa..... sehingga menghalangi kita
khusuk waktu shalat -______-"
Maka solusi mensucikan jiwa dari kotoran
dosa adalah : TAUBAT sebelum shalat, agar JIWA kita bersih
2.
Menutup aurat
Pesan spiritualnya : meluruskan
sudut pandang kita ttg nilai2 dlm hidup,agar sama dg sudut pandang Allah SWT
Aurat itu sesuatu yang indah atau buruk? Menurut
kita, aurat itu indah atau buruk?
Seandainya ada sekuntum bunga,
indah ga?
Seandainya keindahan bunga
ditutup, banyak yg protes ga? Iya karena memang bunga ini indah
Ruang tamu berantakan tiba2 ada
tamu, apa yg terjadi? Maka akan nerima tamu di teras, dan ruang tamu ditutup.
Kalau tiba2 ada yg buka malu ga? Malu dong >,</// begitulah aurat menurut Allah, aurat itu keburukan dan harus ditutup. kalau
ruang tamu berantakan jika dilihat saja malu, maka apa yang terjadi jika aurat
terbuka? Malu ga? Banyak yang tidak
malu, itu berarti sudut pandangnya dengan Allah masih tidak sama. ada cerita seorang akhwat di kostnya (sedang
mencuci) tiba2 masuk seorang laki2 bukan mukhrim, apa yang terjadi? Akhwat ini
pingsan, karena malunya terlihat oleh ia yang bukan mukhrim, padahal akhwat ini
mengenakan jilbab, hanya biasanya kalau mencuci lengannya pendek/ disingsikan. Banyangkan, pingsang karena menahan malu. Apa
yang terjadi kalau sekarang ini? apa mungkin di jalan banyak orang2 pada
pingsan hehhe...nyatanya ga, mereka yang tampak auratnya tenang saja ketika
keindahan yang sebenarnya keburukan itu
dilihat oleh orang lain.
Nah sekarang, kalau aurat itu
keburukan, ada orang yang seneng ngelihat aurat, itu normal ga? ^^
Sesungguhnya ga normal, nah
dalam keadaan ga normal, kemudian ia shalat, normal ga shalatnya? :p...nah,
khusuknya jauuh..jauh...
karena itu dalam QS surat an nisa
karena itu dalam QS surat an nisa
“wahai oranh-oranh yang beriman, janganlah kalian mendekati shalat dalam
keadaan kalian mabuk”
Nah, mabuk di sini macam2..bisa
karena mabuk minuman keras, bisa juga mabuk karena melihat aurat
iya, Orang memandang sesuatu
yang buruk kok tampak indah, berarti lagi mabuk ga?
Nah, begitu juga tentang apakah
shalat sudah menjad kebutuhan bagi kita, ini adalah soal pandangan, apakah
kita sudah sama tentang pandangan kita dengan Allah SWT, kerana pandangan ga
Cuma tentang aurat ini kan
Sehingga kalau shalat ini
kebutuhan maka ketika shalat itu lama, hendaknyalah kita senang, ketika belum
senang, berarti tanpa kita sadari, di bawah alam sadar kita ternyata kita belum merasa butuh dengan shalat, masih merasa shalat itu semacam beban
Sederhana saja..kapan kita
datang shalat? Pas nunggu adzan itu sudah bagus, tapi ternyata tidak sedikit yang nunggu bersiap shalat pas
iqomah^^ (malah yang ada merasa efisien waktunya, ga nganggur, or pake nunggu :'()...belum lagi
yang shalatnya nanti,,,,nanti dan nanti karena senang menunda waktu shalat,
waktu untuk bertemu Allah
Mana yang lebih disukai, bacaan
shalat QS an naba, dan an naziat atau QS Al Ikhlas, Al kafirun?
Hehe...jawab sendiri
Atau mungkin ada yang senang
dengan QS an naba ..taaapiii karena ternyata masih di luar pager masjid,
sehingga masih punya harapan ga tertingggal rekaat pertama
-______-”
-______-”
Saudaraku, apakah dosa dan kemaksiat masih menjadi hal
yang menarik dalam hidup kita? Kita tak bisa memungkiri mengatakan ya, sebab kalau dosa sudah bukan hal yang menarik
kan kita jauh dari dosa, tapi nyatanya?
Mana yang lebih kotor, dosa
atau kotoran? Dosa pastinya
apakah dengan kotoran kita tertarik? Enggak kan..tapi kenapa dengan dosa rasanya kok pengen sekali melakukannya???/
apakah dengan kotoran kita tertarik? Enggak kan..tapi kenapa dengan dosa rasanya kok pengen sekali melakukannya???/
banyak hal yang sia-siapun
masih menjadi hal sangat menarik. contoh : apakah nonton bola menarik? (jawab sendiri)
Allah SWT menciptakan
kesia-siaan buat apa? Buat kita nikmati atau kita jauhi?
Kita ga perlu bertanya, mengapa
Allah tidak meniadakan saja segala hal yang sia2 itu, supaya kita menjadi baik semua? Ya
bisa saja, tapi kita menjadi baik yang tidak ada kebaikannya, yang tidak ada
nilainya. Jika Allah tidak ciptakan dosa. Allah ciptakan dosa agar nanti menjadi jelas siapa yang baik
dan siapa yang tidak baik
Dosa dan
kesia-siaan itu ada bukan untuk dinikmati TAPI untuk dijauhi
itu saja, sebagai salah satu hal yang
menunjukkan bahwa kita belum sepandangan dengan Allah SWT
Yang ini bs menjadikan shalat
kita inginnya tidak berlama-lama,,,maka bissmillah kita coba untuk selalu bisa
sepandangan dengan Allah agar bisa lebih merasakan shalat itu sendiri, seperti
kalau kita bertemu dengan orang yang sepandangan dengan kita, maka kita inginnya
berlama-lama, setengah jam tidak cukup, satu jampun maka akan terasa sangat
sebentar, itu saja bertemu manusia, padahl ketika shalat itu kita bertemu dengan Allh SWT
3.
Menghadap kiblat
Pesan spiritual : menghadapkan
hidup kita sepenuhnya ke arah akhirat.
Ka’bah : kiblat shalat
Akhirat : kiblat hidup kita
Apapun akan kita lakukan KALAU
kiblatnya jelas, yaitu akhirat
Saya mau
melakukan sesuatu kalau itu jelas nilai akhiratnya
Apapun yang duniawi à
bisa kita arahkan ke nilai akhirat, kalau tidak bisa kita tinggalkan, kita
buang, selama masih bisa diakhiratkan
LAKUKAN!
Ibarat balon kalau dipegangi
maka ga akan membumbung ke atas, seperti itulah ktka kita terbelenggu dunia
Maka jiwa kita lepaskan, agar membunmbug tinggi ke akhirat
4.
Masuk waktu shalat
Mengajarkan kita untuk selalu
eling
Apa pengertian waktu?
Yang namanya ga sadar/eling : ga mengenal waktu
Pesan spiritual di sini: untuk
selalu sadar sebelum waktunya
Mana yg lbh baik : ketika mau
shalat dhuhur, ada yg ktka jam 11 sudah siap-siap untuk shalat atau yang baru siap
setelah adzan? Tentu yang siap2 sejak jam 11 kan
Waktu : sepanjang waktu kita
selalu berada kesadaran , waktu adalah hamparan sajadah hidup kita, maksudnya
sepanjang waktu ini kita selalu berada dalam kebaikan, sehingga misal kita
masuk ke dalam shalat, maka bukankan shalat ini menjadi ajang untuk menikmati
kebaikan2 kita sewaktu sebelum shalat.
Nah, kalau kita sudah menikmati
sajian2 ketika shalat niscaya kita bisa khusuk ketika kita melakukan shalat
Dan sebagai puncak kesadaran
kita adalah kita menyadari mungkin hari ini bisa menjadi hari terakhir kita hidup, kalau
kita sampai puncak kesadaran ini kemudian kita shalat, maka bisa jadi yang
terbersit adalah bahwa ini adalah shalat saya yang terakhir, maka yang kita
lakukan saat shalat adalah berusaha menjadikan shalat kita shalat yang terbaik,
kita betul2 menjadi sangat menikmatinya -________-
Wallahua’lam ...bisa disimpulkan bahwa sebenearnya khusuk itu akibat bukan sebab
Beberapa pertanyaan
1.
Apakah khusuk itu harus dari
awal samapi akhir, bgmana ketika mencoba khusuk di awal tapi ternyata kemudia
khusuknya berkurang?
Jawaban : khusuk itu tentunya
dari awal sampai akhir, kalau ada yang awalnya dan akhir khusuk tapi di
tengahnya enggak, itu namanya sedang belajar khusyuk, ya teruskan saya karena
semuanya kan juga diawali dengan belajar, nah sembari belajar juga jangan lupa dieavaluasi,
jika misal hal itu terulang terus, itu artinya 4 hal di atas masih melekat pada
kita, maka itu bukan khusuk dlm arti sesungguhnya
2.
Bagaimana hukum mengusap muka
setelah berdo’a, apakah bid’ah?
Jawab : tergantung bgmana kita memaknai
bid’ah
Kita memaknai bid’ah : segala
yang tidak ada contohnya dari Rasululullah maka bid’ah, itu berarti saklek
Tapi seandainya ada yg
bependapat bid’ah itu pada seseorang yang nyata2 menambah/mengurangi apa2 yang
sudah ditetapkan. Bahasa mereka ibadah ‘ummah ()tatacaranya tdk diatur secara
spesifik/rinci, ex : ibadah do’a, dzikir, tilawah qur’an dll) ada ibadh khosoh
(khusus, sdh diatur syarat rukunnya, ex : wudhu, shalat), dan bid’ah terjadi
ketika ibadah ‘ammah dibuat khosoh dan khosoh dibuat ‘ammah
Ex : baca qur’an harus 1 juz per hari ga boleh kurang,
ga ada yang membatasi begitu
baca qur’an itu hanya pagi hari, kalau
malam tidak (misalnya) dll
Bs mnjdi bid’ah krn ia sudah
membatasi, atau membuat aturan sendiri
Atau yang khosoh dibuat ‘ammah,
ex : shalat subuh dibuat lebih dari 2 rekaat
Jadi jawabannya bisa bid’ah
bisa juga tidak, karena membid’ahkan
sesuatu yang tidak bid’ah bisa menjadi lebih keji dari perbuatan bid’ah itu
sendiri
3.
Bagaimana ketika ada seseorang
yang makmum masbuk pada seorang yang shalat padahal shalatnya bukan shalat wajib namun shalat sunnah , sedangkan makmumnya shalat wajib. apakah shalat orang yang makmum sah?
Jawaban : kata beliau,shalat makmumnya sah saja, tp ketika tdk ada perbedaan yang krusial
Jawaban : kata beliau,shalat makmumnya sah saja, tp ketika tdk ada perbedaan yang krusial
Contoh yang tdk krusial : teryata imammnya shalat sunnahnya shalat gerhana dll, tp kalau sunnah ba’diyah/qobliyah insya Allah shalat makmum tetap sah
4.
Bagaimana jika terdapat 2 imam (2 shalat berjamaah) dalam 1
masjid?
Tidak boleh, ada dosanya
tersendiri
Kecuali jika tidak tahu...maka istighfar
kemudian atas kelalaian
5.
Dalam tafsir ibnu katsir,
definisi khusuk itu tdk bergerak dan ikhlas karena Allah ta”ala. Kaidah fiqh tdk bergerak itu
seperti apa, dan dimensi ikhlas itu jg seperti apa?
Ikhlas sebenarnya sama dengan khusuk, pelakuknya adl
hati shg urusan khusuk itu tergantung bagaimana urusan hati seseorang, kalau
hati baik, maka insya Allah segala kebaikan hati itu akan bisa ia lakukan, jadi
sederhananya kalau org hatinya sombong , sampai kapanpun ia tdk bs ikhlash, krn
kesmbongan itu menunjukkan hatinya buruk, dan
bagaimana mungkin orang yang hatinya buruk shalatnya bisa khusuk? Jadi ini
persoalan hati, kalau hati bisa tawadhu’, ikhlas, insya Allah shalatnya bisa
khusuk
Jadi janggal ketika ada yang
bilang seseorang yang kalau shodaqoh bisa ikhlas tp kalau shalat ga bisa
khusuk, bagaimana mungkin??
Kalau badan kita bs memikul
besi seberat 40 kg, seandainya membawa semen 1 sak pasti mampu
Ga mungkin bawa besi 40 kg bs sedang
1 sak yg hy 20 kg tapi ga sanggup
Maka demikian, apapun
definisinya kalau mmg bahasanya bahasa hati maka akan sama, maka kalau ingin
khusuk jadilah orang yang tawadhu’, orang yang ikhlas, tawakal, qanaah, zuhud,
khaouf, roja’ dan segala perbuatan2 hati, makan untuk perbuatan2 hati yang lain
dengan sendirinya kita akan bisa
melakukannya ^_____^
Komentar
Posting Komentar