Langsung ke konten utama

nasihat dalam sebuah surat (bikin nangis)

Surat yang membuat kelenjar air mataku menjadi aktif...kembali ketika membacanya

Barakallah  fi 'umrik

Dalam setiap perjalanan manusia, bertemu dengan tanggal di mana ia dilahirkan dulu, menjadi sebuah momen Muhasabah Diri. Sebenarnya bisa dilakukan tiap hari dan seharusnya muhasabah memang setiap hari sebelum tidur. Tapi tanggal spesial itu bisa dilakukan muhasabah spesial juga.

Semoga makin dewasa di umur yang semakin matang. Makin banyak hikmah yang dapat dijadikan pelajaran. Makin disayang orang tua dan ahli merebut simpatinya
Terakhir dan paling penting "makin disayang Allah"

Makin sedikit umur kita di dunia ini, makin berkualitas amalan kita untuk mendapat ridhonya. Semoga ^^

# untuk permasalahan yang dihadapi sekarang, aku turut berpikir. Teringat kata ustad Masturi - kajian munakahat - sebagai akhwat jangan mudah menebar cinta, karena cinta itu ibarat benih
Ia dapat tumbuh di mana saja, kapan saja dalam kondisi seperti  apapun.
Tanpa air dan pupuk pun teradang ia tumbuh bersemi apalagi jika dipelihara, dijaga dan dipupuk terus menerus dengan kekaguman.
Hati-hat akhwatfillah, bukan tidak boleh jatuh cinta, itu fitroh yang siapa saja bisa mengalami.
Karena sudah teranjur maka jangan dilanjutkan
Istighfarkan minta tolong pada Al- Wadud, agar cinta kita tidak salah tempat
Istikhoroh kan segala keputusan. Lafadzkan doa istihoroh itu dengan penuh keyakinan akan dikabulkan.
Dan istikhoroh itu akan sulit menemukan ketenangan hati saat sudah condong pada sebuah pilihan karena terbutakan cinta.

Aku memang belum pernah mengalaminya, tapi itu pelajaran yang kudapat dari mereka yang lebih berpengalaman.
Yang terbaik saat kita menanti adalah merubah persepsi dari kata "menunggu"  menjadi "menyambut"
Seorang yang menunggu akan bosan, khawatir, cemas, bahkan bisa jadi marah karena berbagai hal tersebut.
Tapi jika menyambut kama ada kerja aktif di dalam maknanya.. Maka buktikan pada Allah bahwa kita benar-benar telah "siap" untuk menyambut kedatangan "seseorang" yang entah siapa, yang akan menjemput kita sebagai penggenap diin nya.
Itu adalah ikhtiyar terbaik yang bisa dilakukan seorang akhwat, meyakinkan Rabb nya, sehingga ia yakin pula akan mengabulkan doanya.
Bukankah kita tak pernah lupa memanjatkan do'a yang Allah sendiri yang mengajarkan

"Rabbana hablana min azwajina qurrata a'yun , waj'alna lil muttaqina imama"

"Allahummarzuqni zaujan sholih"

Insya Allah dikabulkan, karena pertolongan Allah kadang bukan datang dari ikhtiyar kan
Walaupun tak ada yang sia-sia dari sebuaah usaha, karena Allah mungkin sedang melihat kesungguhan kita
Seperti hajar yang tak lelah bolak-balik mencari sumber air. Tak ditemukan di sepanjang jalan yang dilaluinya berkali-kali. Tapi Allah melihat kesungguhan Hajar, diberikannya pertolongan itu.
Bukan di dalam ikhtiyar itu ia temukan, tapi di bawah kaki sang anak. Siapa sangka ..
Allah Maha Kuasa, Allah Maha Mendengar, Dia pun Maha Melihat. Maka jangan ragu sedikitpun, tetap berikan ikhtiyar kita, terus panjatkan do'a kita. Dan jauhi perbuatan yang menghalangi terkabulnya do'a kita
Jangan rusak ikhtiyar kita dan doa kita dengan amal buruk kita. Istighfar semoga Allah selalu mengingatkan kita.
Jangan rusak aqidah kita dengan meragukan ke-Maha Kuasa annya
Libatkan Allah selalu dalam setiap keputusan kita
Aku yakin ayuk yuni paham dan sudah sangat paham
Aku hanya memenuhi hak saudaraku untuk saling mengingatkan
Maka jika ada yang benar sungguh itu dari Allah , semoga diberi tambahan ilmu dan kekuatan



With luv



Sungguh adalah karunia dari Allah,,aku memiliki seorang adik sepertimu
Semoga Allah jaga kamu,,Allah angkat derajatmu di dunia dan di akhirat,,menjadikanmu anak yang sholehah untuk kedua orang tua kita
Sayaaaang sama kamu si bungsu
Semoga kelak di akhirat kita semua satu keluarga bisa berkumpul di jannahnya

Luv you too

Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 PRINSIP MEMBANGUN KELUARGA QUR'AN DARI SOSOK YANG ISTIMEWA Tak bisa tertahan lagi air mata di sudut mata ini, membaca status ustadz kami. Tentang wafatnya ayahanda beliau, ustadz kami, Ustadz Mutammimul Ula. Beliau telah menuntaskan tugasnya untuk untuk mengepalai salah satu keluarga Qur'an, keluarga dakwah, terbaik yg pernah saya temui. "Sayangi beliau yaa Rabb.. Berikanlah tempat tertinggi untuk beliau di sisi-Mu.." Saya jadi ingat video istri beliau Ustadzah Wirianingsih disini https://youtu.be/qbNBQNpRar4 , yg menceritakan apa-apa saja prinsip dasar keluarga dahsyat tersebut dapat dibangun, antara lain: Menyandarkan Diri kepada Allah Kerjasama dgn Pasangan Buat Peta Kurikulum dan Target Pendidikan Anak, lalu Evaluasi Berdoa agar Istiqomah Izin saya tuliskan disini dgn beberapa elaborasi yg saya maknai dari penjelasan beliau. Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi tambahan amal jariyah bagi almarhum Ustadz Tammim dan keluarga. --- PRINSIP 1 ...

Sosial media ya untuk bersosialisasi .....dong

Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Lama sekali nggak ngisi blog nih, mau nulis unek2 aja nih.  Hari Sabtu lalu saya pergi ke dokter gigi, klinik milik teman SMA saya namanya F, tapi saya minta ke teman saya yang lain D untuk menangani gigi saya di kliniknya F, D memang praktek di sana juga  Setelah selesai, mengobrolah saya dengan F, rumah tinggal F di lantai 2 lantai 1 digunakan sebagai klinik dental dan skin care  F ,, yang sebelumnya pernah mengajak saya untuk mengaji salafi, by phone kita ngobrol, ternyata memang sudah sering mengikuti kajian salafi dan makanya dia mengajak saya  Beberapa hal memang tidak pas dengan 'hati' saya,. , , gmn ya... Kalau kita merasa nyaman dan klik kita pasti akan mengikuti begitu saja ....hati ini berkata "Iya ini... gitu" Tapi untuk salafi contohnya, kata F .. sebenarnya Kalau kajian juga tidak boleh itu video video gambar orang, Kalau kajian juga harus hanya suara..gt katanya...yang sesuai syariat... Karena gambar ya...
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ  Doa yang biasa saya baca ketika akan Qiyamul lail Allahumma Rabba Jibriila wa Mikaaiila wa Israafiila Faathiros-samawaati wal ardhi ‘aalimal-ghaibi wasy-syahaadati anta tahkumu baina ‘ibaadika fiima kaanuu fiihi yakhtalifuuna ihdinii limakhtulifa fiihi minal-haqqi bi-idznika innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shiraatim-mustaqiim   “Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi.   Wahai Rabb yang mengetahui hal-hal yang ghaib dan nyata. Engkau yang menghukumi (memutuskan) di antara hamba-hambaMu dalam perkara yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah aku, dengan seizinMu, pada kebenaran dalam perkara yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Engkau menunjukkan jalan yang lurus bagi orang-orang yang Engkau kehendaki.”)     (HR Muslim  1289) karena sebagai manusia saya merasa bodoh bodoh di hadapan ilmunya yang sangat kaya, yang tak habis jika 7 lautan sesudah ke...