masih tentang cinta
Sufyan ibnu 'iyainah menjelaskan "barangsiapa
yang mencintai siapa yang dicintai Allah, maka dia akan mencintai apa saja yang
dicintai Allah, dan barangsiapa mencintai apa2 yang cintai Allah diapun akan
cinta, akan suka dan lebih memilih kalau dia tidak dikenal oleh orang lain, dia
lebih suka dirinya dalam kedudukan apa adanya, tidak merekayasa agar ia dikenal
orang lain, dan kalaupun ia mjd terkenal, ia sama sekali tidak merasa bahagia,
tidak merasa bangga, perasaannya biasa2 sj, tdk ada ge ER, kalaupun ada yg
memuji dia tidak ada ekspresi rasa senang terhadap pujian itu, tdk pernah
terusik oleh segala macam pujian mapun sebaliknya jika cacian , inilah yg akan
dimiliki para aulia Allah/kekasih Allah, tidak pernah merasa takut ataupun
cemas"
Sesungguhnya kekasih-kekasih Allah. Allah
mencintai mereka sebagaimana mereka mencintai Allah, tidak ada rasa ketakutan
dan mereka juga tidak pernah merasa sedih
Salah
satu resep hidup bahagia --> tidak ada rasa takut, tdk ada rasa sedih, tidak
merasa susah, tdk merasa cemas, tidak merasa sendirian, orang2 ini yakin Allah SWT akan menyertainya, maka yakin
orang2 seperti ini akan bahagia hidupnya, karena kebahagiaan tidak bisa
digantungkan ke hal2 yang sifatnya konkrit
Misal
jika da orang bahagia karena punya uang, kebahagiaan seperti ini sifatnya semu,
karena jika uang itu tidak ada maka ia akan menjadi sedih, bahagia karena
isterinya cantik, ini juga semu, nanti ketika isterinya tua, maka cinta ini
akan surut bahkan hilang sama sekali
Maka
kebahagiaan seorang muslim bukan diletakkan pada hal-hal yang konkrit, tapi
bahagia itu didapat tidak kecuali dengan hanya mencintai Allah SWT.
Hasan
al bashri menyampaikan
''Barangsiapa
yang mencintai selain Allah tidak dia
nisbahkan pada Allah (tetapi diletakkan pada hal-hal yang fisik
lahiriyah/duniawiyah), ini adalah karena bodohnya dia, dan karena kurangnya dia
di dalam mengenali Allah SWT''
Rasul
SAW juga pernah memerintahkan kita
'cintailah
aku karena cinta kalian kepada Allah SWT"
Jadi
mestinya ketika seorang muslim mencintai sesuatu/seseorang
"adakah cinta ini adalah refleksi
dari cinta saya kepada Allah, adakah sesuatu yang bisa saya gantungkan (saya
pertimbangkan) antara apa yang hendak saya cintai dengan Allah, kalau ada maka
itulah yang menjadi pegangan kita untuk mencintai dia "
Insya
Allah cinta seperti ini akan langgeng, tidak hanya dunia insya Allah sampai
akhirat
Sehingga
kita bisa mengukur hakikat rasa cinta kita pada Allah SWT, sudah benar atau
belum. Rasul menyebutkannya ada 3 kemestian kemestian cinta kepada Allah
- Ia lebih memilih ucapan kekasihnya daripada ucapan selain kekasihnya
Dimana-mana
orang akan lebih cenderung pada ucapan kekasihnya, sesalah apapun ia akan
cenderung pada kekasihnya ketimbang ucapan selain kekasihnya. Dalam konteks seorang muslim maka
ucapan-ucapan Allah itu lebih ia pilih ketimbang ucapan selain Allah SWT
Hal
ini tidak hanya sampai pada tingkatan menerima tapi juga mendengar
Jika
ada 2 suara dari tetangga, suara musik dan suara Allah ta'ala maka yang akan
masuk ketelinga ada suara2 Allah ta'ala, ayat2 suci al quran
Seolah-olah
ada filter yang kemudian menutup telinga ini ketika kemudian ada suara2 yang
bukan suara2 Allah SWT
Sedangkan
suara2 yang bukan suara2 Allah itu hanya hanya
terdengar, tapi ia tidak dapat mendengarkan..dengan sendirinya
begitu
Sehingga
ucapan-ucapan yang bertentangan dengan kalamullah, suara2 ghibah, suara-suara dusta, suara yang
sia-sia, dan lain sebagainya , tidak
akan ia pilih
- Lebih memilih bergaul (bermujalasah) dengan kekasihnya ketimbang bermujalasah dengan selain kekasihnya
Dalam
hal ini ..maka sesungguhnya dia seorang muslim
dengan prinsip tadi, tidak pernah merasa sendirian, dia tidak pernah
merasa bahwa dirinya tidak bersama yang lain, justeru sendirinya mungkin adalah pilihannya, karena
justeru dengan sendirinya seorang muslim yang mencintai Allah, maka
sesungguhnya ia sedang berteman, sedang berteman duduk (bermujalasah) dengan
Allah. Kita melihatnya sendirian, tetapi ia merasa bahwa ia sedang bersama
Allah SWT, sedang berdialog dengan Allah, sedang bermunajat, sedang mengadu,
sedang berbincang-bincang dg Allah SWT
Mana
yang lebih disukai, bercengkerama atau membaca al quran? Maka yang ia pilih
adalah dzikir, membaca Al Qu'ran
Oleh
karena itu rasa cinta yang utuh kepada Allah akan membuat seseorang muslim
tidak merasa betah duduk dalam majelis yang di majelis itu tidak diagungkan
nama Allah SWT, ia ingin cepat pergi, ia ingin cepat meninggalkan majelis itu,
karena perasaannya ada sesuatu yang hampa, hambar, ia ingin memuaskan semuanya
itu dengan cara kembali pada Allah SWT
Oleh
karena, seorang muslim dalam kesehariannya ia tidak akan pernah lepas dari
bermujalasah dengan Allah SWT. Dzikir, membaca Al Quran dls. Dzikir dan mebaca al qur'an tidak
pernah ia ikatkan dengan waktu, ia tidak menggantungkan untuk
bermujalasah dengan waktu dan tempat, dimanapun dan kapanpun dia akan merasa
bermujalasah dengan Allah.
- Lebih milih keridhaan kekasihnya ketimbang keridhaan selain kekasihnya
Sesalah
apapun kekasihnya akan dibela ketimbang dia membela yang bukan kekasihnya
meskipun yang bersangkutan benar. Maka seorang muslim ketika cinta itu
diletakkan kepada Allah swt, tentu saja akan lebih memilih keridhaan kekasihnya
ketimbang selainnya, dan ini berat. Ada saatnya kita memilih keridhaan Allah
atau orang lain (bisa kawan, saudara, orang tua, suami/isteri), komitmen
sebagai muslim akan diuji di sini.
Mudah-mudahan
Allah akan mempermudah kita untuk mencintai Allah dan mencintai apa-apa yang
dicintai Allah T,T
"Allahumma inni as-aluka
hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal ‘amala alladzi yubalighuni ilaa hubbika.
Allahummaj’al habbaka ahabbu ilayya min nafsii wa ahlii waminal maail
baarid"
(Yaa Allah... Sesungguhnya
aku memohon cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan amal yang
menyampaikanku pada cinta-Mu. Yaa Allah... Jadikanlah cintaku kepada-Mu lebih
aku cintai daripada diriku, keluargaku dan air yang sejuk/dingin (harta).
(HR. Imam Tirmidzi)
(Aamiin)
Komentar
Posting Komentar